Berikutini sederet cerita seputar jenazah Eril setiba di Indonesia, dari Bandara Soekarno Hatta hingga disemayamkan di rumah dinas Gubernur Jawa Barat di Gedung Pakuan, Kota Bandung. 1. Jenazah Eril Tiba lebih Cepat. Prosesi penyerahan jenazah Eril dilakukan di Terminal Kargo Bandara Soekarno Hatta, Minggu (12/6) sore.
Istriteman lamaku 1. Kenalkan nama saya Anis, usia 40 tahun, berat badan 57 kg, rambut hitam lurus dengan warna kulit antara kehitaman dan kemerahan. Sejak kecil saa tergolong pendiam, kurang pergaulan dan pengalaman. Saya berasal dari keluarga yang hidup sederhana di suatu desa agak terpencil kurang lebih 3 km dari ibu kota kecamatanku.
Malay cerita tentang rumah saya English story about my house Last Update 2021-05-21 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay cerita tentang diri anda pada saya English nama saya muhammad zulhakimie bin othman,saya berumur 22 tahun,saya mempunyai enam adik beradik Last Update 2020-02-10 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay karangan tentang rumah impian saya English essay about my dream home Last Update 2020-11-12 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Last Update 2019-09-25 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay hari ni saya nak cerita tentang hobi saya English today i want to tell about my hobbies Last Update 2022-11-15 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay cerita tentang hari sukan Last Update 2020-02-14 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Last Update 2014-05-15 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay contoh karangan english tentang rumah baru saya English english essay examples of my new home Last Update 2020-03-31 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay cerita tentang hari sukan negara English a story about country sports day Last Update 2020-07-11 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay rumah saya juga mempunyai English diluar rumah saya terdapat Last Update 2020-07-30 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay contoh karangan bi tentang rumah terbakar English sample essay about the house burning bi Last Update 2015-05-18 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay jangan ceroboh rumah saya Last Update 2021-11-11 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay karangan tentang rumah musnah akibat ribut English an essay about a house destroyed by a storm Last Update 2020-05-07 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay begitu juga dengan rumah saya Last Update 2022-01-03 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay kerja rumah saya perlu ditangguhkan English piled up homework Last Update 2021-07-14 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay di belakang rumah saya, ada kolam English at the back of my house,there is a pond Last Update 2013-06-08 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay berlakunya banjir kilat di rumah saya English the occurrence of flash floods Last Update 2021-10-25 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay rumah dia bersebelahan dengan rumah saya. English her house next to my house. Last Update 2016-03-20 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay kawan kelas saya datang ke rumah saya English my classmates came to visit me. Last Update 2020-08-16 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous Malay di dalam rumah saya mempunyai pelbagai perab English my house is green and white Last Update 2020-02-27 Usage Frequency 1 Quality Reference Anonymous
Makna rumah untuk setiap orang mungkin berbeda, bahkan untuk perorangan pun bisa berubah seiring saya, ada masa di saat saya memaknai bahwa rumah adalah sebuah pencapaian hidup dan balas budi kepada orang-orang seiring waktu, pemaknaan saya terhadap rumah jadi berubah, yang bukan hanya sekadar bermakna pencapaian, tapi lebih luas dan sebuah kehangatan, kenyamanan dan sebuah penerimaan diri dengan dalam banget ya kata-katanya, beneran sih, kalau ngomongin tentang rumah, saya jadi pengen menceritakan sebuah kisah yang mungkin bisa dibilang lebay, atau juga bisa dibilang mengharu biru oleh saya sih, hahahaCerita Impian Tentang Rumah Tinggal dan KenyataannyaKalau ngomongin rumah tinggal, siapa sih yang nggak pengen punya rumah tinggal sendiri?Bahkan, bukan hanya jika kita sudah berkeluarga, ketika masih single pun, banyak loh orang yang mendambakan tinggal di rumah sekadar tinggal di rumah yang merupakan hak milik sendiri, bahkan bisa tinggal di sebuah rumah sewaan atau kontrakan pun, sudah jadi sebuah impian sejak masih itu saya, dan saya yakin banyak orang, yang juga berpikiran sama dengan kan? Iya in aja deh, kecil, dengan segala impian saya menjadi wanita karir yang sukses di kota besar, punya rumah sendiri itu udah include dalam impian demikianlah, ketika lulus kuliah, harapan besar muncul di benak, dengan berbekalkan ijazah sarjana, saya rasa sudah cukup untuk mulai berkecimpung mengumpulkan pundi-pundi keuangan agar bisa membeli impian masa kecil, yaitu punya rumah di sayang, ternyata kenyataan tidaklah seindah lulus, barulah saya sadari, ternyata cari uang itu susahnyaaaaaaa minta mencari uang tanpa restu dari orang tua, yang mana mereka berharap saya bisa balik ke Buton, tinggal di dekat mereka, jadi PNS dan beli rumah di perlu saya jelaskan secara panjang lebar di sini, sudah pernah dan sering saya tuliskan di blog tentang bagaimana saya kurang sreg tinggal di Buton, dan bahagianya tinggal di saya bertahan, serta berniat membuktikan, kalau saya juga bisa sukses di Jawa, bisa sukses tanpa harus menjadi PNS seperti yang diinginkan oleh orang ternyata sulit menganggur setelah lulus kuliah, tanpa support sistem sama sekali lagi dari orang akhirnya dapat kerjaan dengan gaji di bawah itu tentu saja merupakan sebuah masalah dalam merealisasikan impian punya rumah mau beli rumah sendiri ya, buat bayar kos dan kebutuhan makan sehari-hari aja, nyaris nggak keadaan ekonomi saya mulai sedikit stabil, dalam artia cukup untuk biaya hidup sehari-hari, masalah lainnya itu, saya berpikir untuk bisa ambil KPR rumah di Surabaya atau Sidoarjo, mumpung status saya sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan, akan memudahkan pengurusan KPR saya masih galau dan kepikiran orang tua yang nggak pernah benar-benar merestui saya tinggal jauh dari akhirnya saya menikah, dan memutuskan menetap di tinggal di rumah mertua, lalu pindah ke sebuah kamar kos khusus pasutri selama beberapa akhirnya saya hamil, dan kamipun memutuskan tinggal di sebuah rumah kontrakan, sesuai budget yang kami punya anak, impian bisa punya rumah sendiri semakin kebutuhan anak sejak bayi ternyata sangatlah menguras isi gaji saya dan suami digabungkan pun, hanya cukup untuk kebutuhan kami sehari-hari serta bayar ini semakin sulit, ketika saya akhirnya memutuskan jadi ibu rumah utama hanya melalui suami saja, tanpa support dari orang tua sedih dan sedikit iri, ketika melihat beberapa teman yang menikah, langsung bisa punya rumah sendiri, karena support orang tua yang menikah, lalu dibantuin uang muka dari orang tuanya pula yang dibelikan rumah langsung oleh orang tuanya pula, yang bisa menabung dan membeli rumah sendiri, meski harus KPR, tapi orang tuanya membantu untuk biaya renovasi rumah minimal pembuatan kami, sebagai pasangan yang harus mandiri sejak tua saya berhenti meng-support keuangan buat saya sejak kelulusan kuliah orang tua suami, masih fokus membiayai adik-adik suami yang masih kami harus mengandalkan diri sendiri untuk impian punya rumah tinggal dan Menemukan Makna Rumah Untukku pada Anak-AnakDalam perjalanannya, berbagai perasaan kami alami tentang impian punya rumah tinggal sendiri yang sedih karena bertahun-tahun menikah, tapi belum bisa punya rumah tinggal sendiri, galau memikirkan kami harus punya rumah tinggal di mana?FYI, 2 tahun pertama pernikahan kami, dihabiskan dengan masih galau memilih, apakah tetap di Surabaya, atau pulang ke Buton agar orang tua saya bahagia? Lalu di atas 2 tahun kemudian, kami galau karena pekerjaan suami yang terus berpindah-pindah, dan saya ogah disuruh tinggal menetap sendiri di sebuah kota, namun harus berjauhan dengan ketika si Kakak Darrell mulai masuk SD, seketika saya mulai berdamai dengan LDM, karena memang udah nggak bisa bebas mengikuti suami ke manapun dia bekerja, di samping itu juga suami belum kunjung punya pekerjaan tetap yang membuat dia bisa bertahan lebih dari setahun dalam sebuah pekerjaan atau suami tinggal di JombangKebayang dong, kalau saya terus memaksa ikutan, yang ada kasian si Kakak, harus pindah sekolah setiap tahunnya, dan kebayang juga berapa pengeluaran yang kami harus siapkan untuk biaya pindah-pindah sekolah dan tempat tinggal setiap tak bisa mengikuti suami ke manapun dia bekerja, bahkan terakhir kami akhirnya harus LDM beda pulau, di mana saya harus benar-benar sendirian mengurus anak-anak, tanpa bantuan siapapun, termasuk keluarga, karena saya juga nggak terlalu dekat dengan keluarga saja kami belum bisa merealisasikan impian punya rumah tinggal sendiri, dan harus puas dengan tinggal di sebuah rumah kontrakan sederhana hingga ditanya gimana rasanya tinggal di rumah kontrakan, hingga bertahun-tahun setelah menikah?Sebenarnya jawabannya, asyik-asyik saja sih!.Yang nggak asyik itu ketika telinga menangkap banyak omongan orang lain, baik keluarga terutama orang tua, maupun orang lain yang nggak ada hubungan darah sama tua, dengan alasan ingin melihat anaknya tenang, dengan punya rumah tinggal milik sendiri, selalu saja bertanya, kapan beli rumah?Dan orang lain bertanya, kok udah bertahun-tahun menikah, nggak mau beli rumah juga?Padahal harga rumah setiap tahunnya naik dengan drastisnya?Herannya, semua orang cuman bertanya, tapi nggak ada satupun yang mau nyumbang 500 juta aja kek, saya menanggapi pertanyaan seperti itu dengan jujur, lama kelamaan mengganggu pikiran juga, apalagi kalau yang nanya adalah orang tua atau kalau udah nggak bisa nahan kesal, saya jawab aja dengan asal,"Jangan tanya saya dong, tanya Tuhan sana, kapan Dia mau kasih saya uang 1 milyar aja, atau setidaknya dia tunjukin cara nyata biar bisa dapetin 1 milyar dalam setahun, biar bisa beli rumah seperti impian kalian!"Impian mereka dong, udah bukan impian saya lagi, saking kesalnya dengar pertanyaan berulang tentang kapan beli rumah tinggal milik pribadi? Untungnya, saya tidak berlama-lama memendam rasa kesal seperti waktu, saya mencoba berdamai dengan semua pertanyaan orang lain tentang rumah tinggal milik otomatis bikin saya juga ikut berdamai dengan impian punya rumah tinggal sendiri yang belum kunjung bisa waktu, saya belajar berdamai, dengan memaknai bahwa rumah tinggal, bukan sekadar rumah yang kita tinggali harus milik sendiri, harus mutlak tinggal di situ ternyata, toh Tuhan tidak menempatkan kondisi saya harus tinggal di rumah kontrakan selama bertahun-tahun tanpa kondisi ini sungguhlah yang terbaik buat Tuhan Maha Mengetahui apa yang terbaik buat hamba-Nya yang introvert, saya yang menyukai tempat yang tenang, damai, jauh dari tetangga terlalu 'ramah' dan kepo, tentu saja kadang bermasalah, jika bertetangga dengan orang-orang ekstrovert yang memaksa saya, sebagai introvert, harus bisa seperti itulah salah satunya alasan, mengapa saya masih diberikan kondisi harus tinggal di rumah kontrakan selama bertahun-tahun, agar jika saya tidak betah, bisa dengan mudah pindah ke tempat yang baru, yang sesuai dengan karakter saya, agar bisa merasakan kenyamanan yang sebagaimana karakter saya mengartikan kedamaian itu. Sering Pindah Rumah, Tak Masalah, Tapi Juga ada Masalah Beserta SolusinyaSeiring waktu, demikianlah keadaan menikah, masih tinggal di rumah kontrakan, dan sering berpindah masalah sih, pindah rumah buat saya dan anak-anak adalah seni untuk me-refresh pikiran, pindah ke lingkungan baru, meninggalkan hal-hal yang kami nggak sukai di lingkungan Alhamdulillah, anak-anak juga menikmatinya, dan itulah yang paling penting buat seiring waktu, saya akhirnya menemukan makna rumah untuk saya sesungguhnya, yaitu bersama anak-anak, tempat mengukir cerita bersama anak-anak setiap makna rumah untuk saya yang terpenting adalah, bukan status kepemilikannya, tapi kebersamaan saya dan anak-anak yang menikmati tempat tinggal mau di manapun tempatnya, harus berpindah beberapa kalipun, bukanlah menjadi masalah besar bagi mengenai hal-hal lainnya, tentang manfaat punya rumah tinggal sebuah hal yang harus kami jadikan patokan bahagia memaknai rumah tempat kami bertinggal, di manapun bersama anak-anak, ada saya dan kami mengukir cerita di dalam rumah tinggal tersebut setiap udah cukup, bahkan lebih dari cukup, semua ketercukupan kebahagiaan kami tersebut, bukan berarti tanpa masalah sama sih masalahnya, yaitu ketika kami harus sering pindah rumah tinggal kontrakan, dengan berbagai adalah, ya ampuuunnn ribet juga dong angkut-angkut pegal linu dah badan mengangkat semua perabotan yang memang kebanyakan terbuat dari hanya masalah bobotnya yang luar biasa, namun juga karena perabotan kayu yang kami punyai memang bukanlah perabotan kayu asli, jadi kalau sering diangkat-angkat, berdampak pada perabotan yang jadi mudah karena itu pula, sering banget terjadi, setiap kali kami pindahan rumah tinggal, banyak perabotan yang terpaksa ditinggalkan, karena rusak dan nggak bisa diangkut dengan 2 orang anak usia aktif, tentunya sangat butuh perabotan, khususnya storage untuk menyimpan banyak barang, khususnya mainan dan barang anak-anak, agar rumah bisa terlihat rapi, juga melatih dan membiasakan anak-anak sadar akan kerapian barangnya satu masalah ini, saya jadi berpikir untuk lebih memilih perabotan dengan bahan plastik, dengan alasan perabotan plastik lebih ringan bobotnya dibandingkan dengan juga lebih tahan jika diangkut ke bukan perabotan plastik yang asal ya, tentu saja yang bahannya lebih bagus, disainnya juga lebih kece, sehingga lebih awet atau tahan lama digunakan, kayak produk-produk perabotan rumah tangga dari Juara Rapikan Rumah dan Praktis untuk yang Sering Berpindah RumahTentang OlymplastAda yang kenal dengan brand Olymplast?Sini kenalan adalah sebuah brand yang menjadi solusi dari kebutuhan perabotan rumah tangga dengan bahan baku plastik, untuk seluruh keluarga Indonesia, dan diproduksi oleh PT. Cahaya Bintang telah berdiri sejak tahun 2015 di kota Gresik, seiring waktu, telah berekspansi ke kabupaten Lamongan sejak tahun 2018, dan kemudian mempunyai karyawan yang hingga saat ini telah mencapai lebih dari 1,000 anak perusahaan dari PT. Graha Multi Bintang, yang menjadi holding company dalam merek-merek furniture ternama Nasional, dan bagian dari Olympic Furniture Olymplast, sebagai brand yang menjadi favorit banyak keluarga Indonesia, khususnya dalam mengisi perabotan rumahnya komitmen dan visinya dalam menyediakan produk-produk terbaik dan modern, untuk mempercantik rumah, dan tentunya dapat memberikan manfaat lebih buat keluarga Indonesia Karena Olymplast menyadari, bahwa rumah adalah tempat ternyaman untuk semua anggota keluarga dalam menghabiskan sebagian besar waktunya. Tempat berbagi semuanya, dan mengukir cerita bersama keluarga OlymplastOlymplast hadir dengan beberapa keunggulannya, yang terus terjaga karena telah menjadi sebuah misi utama bagi brand ini, yaituKualitas material terbaik, karena menggunakan material pilihan terbaik untuk semua produk yang desain yang terbaik dan modern, karena selalu mengembangkan desainnya sesuai dengan inovasi terkini dan juga sesuai dengan kebutuhan fungsi yang terbaik dan memuaskan, di mana semua produknya menganding nilai fungsional tahan lama, karena selalu fokus kepada uji standard dan kontrol yang ketat demi menciptakan produk yang awet atau tahan Olymplast Juaranya Rapikan Rumah Pada penasaran nggak sih, apa aja sih produk-produk yang diproduksi oleh Olymplast untuk keluarga Indonesia yang tentunya sangat bermanfaat untuk merapikan rumah?Ada banyak banget dari kursi, tempat penyimpanan, kabinet, lemari pakaian, laci, meja, peralatan rumah tangga lainnya, hingga peralatan khusus pasti, kesemua perabotan rumah tangga tersebut, terbuat dari bahan yang terbaik, kuat, kokoh dan tentunya dengan desain yang modern, baik bentuk maupun warnanya nggak norak, tetap terlihat mewah meski terbuat dari bahan salah satu perabot yang menjadi favorit saya adalah tempat penyimpanan atau storage, maupun ini, amat sangat membantu banget untuk menampung berbagai barang-barang yang selalu berantakan di mana-mana, seperti mainan anak-anak maupun peralatan anak-anak perabotan dari Olymplast ini juga sangat membantu membuat anak-anak terbiasa rajin beberes peralatan main dan belajarnya selepas beraktifitas di meski ada 2 anak yang sedang aktif-aktifnya, tapi bukan berarti rumah senantiasa berantakan tak pernah dengan berbagai cerita kehidupan yang telah saya lewati, membuat saya sadar kalau tak semua impian bisa seindah bukan berarti realisasi yang tak sesuai impian itu, adalah sebuah hal yang salah dan impian punya rumah tinggal dengan hak milik sendiri, yang belum juga di mata banyak orang, itu adalah sebuah hal yang kurang dan buat saya, kondisi itu sama sekali tidak mengurangi makna rumah untuk makna rumah yang sesungguhnya adalah, kebahagiaan dan kebersamaan dengan mengukir cerita dalam aktifitas di dalam rumah yang nyaman dan rapi, untuk kerapian rumah, saya serahkan ke Olymplast, yang sangat cocok buat kami yang sering berpindah rumah tinggal, karena lebih ringkas berbahan plastik, tapi tetap makna rumah untuk saya, dan saya bersama anak-anak, memaknainya juga dalam manfaat Olymplast juaranya rapikan rumah. Sidoarjo, 09 Desember 2022Sumber pengalaman dan opini pribadi Canva edit by Rey, dokpri dan
Salam semua, Akhirnya saya ada waktu untuk cerita panjang dan lebar di blog ini tentang proses bangun rumah. Ini pertamakalinya saya dan suami membangun rumah kami, bukan kompleks dan bukan rumah renovasi, tapi benar-benar membangun dari awal pondasinya. Lah trus kalau baru bangun rumah, selama ini tinggal dimana? hehehe pernah saya ceritakan sebelumnya di beberapa postingan saya yang sudah lawas, saya juga lupa postingannya mana HAHAHA. Jadi, sejak pindah dari Jakarta barneg suami, kami tinggal di sebuah kompleks di kelurahan barombong, sebenarnya perbatasan antara ujung Makassar sisi Barat daya dengan Kabupaten Gowa gitu, ahhaaha, jadi mau ke arah kota, dekat, dan mau ke rumah ummi di Gowa juga dekat. Kompleks ini tuh sebenarnya punya Papa saya, sebelum saya tinggali, sebut saja rumah B47, sebelum kami tinggali, rumah B47 ini dikontrak, dan pas papa tau kalau ayahzam sudah mutasi Makassar, dimintalah si pengontrak ini cari kontrakan lain, dan meminta kami untuk menempati rumah B47 ini. Katanya sih ya siapa yang anaknya duluan nikah, boleh tinggali di situ dulu, bukan dikasih. KWKWWKWKWKWK investasi orangtua sih ya hehe. Nah, 4 tahun tinggl di rumah B47, kami sebenarnya sambil terus ngomongin soal mau usaha apa, investasi apa? beli ruko di kota yuk gitu, buat studio foto dan cafe kecil-kecilan, tapi Yassalam mahal banget yaaaa ruko di tengah kota HAHAHAHA. Dan masalahnya juga ayahzam gak mau KPR-an, atau nyicil di bank, apalagi sampai masukin SK PNS ke bank, untuk ambil uang banyak sampai berbunga. Urung niat beli ruko dan buka usaha, kepikiran lagi untuk renovasi rumah B47 ini, trus ayahzam berpikir "Ini bukan rumah kita, rumah orangtua ini cuma dikasih hak tinggal, bukan hak milik," Ya iya juga sih, jadi ya dijalani lah kehidupan rumahtangga di rumah B47 itu selama 4 tahun lamanya. Saya sih nyaman tinggal di sana, gak jauh dari kota, kalau mau ke rumah ummi juga dekat, hanya saja, makin ke sini, kerjaan ayahzam makin padat, kadang pulang dini hari, harus dinas selama beberapa hari, kalau sudah begitu, sisa saya dan anak-anak yang stay di rumah. Mau minta adik atau sepupu nemani nginap juga gak bisa sering, kalau saya yang ke rumah ummi, kasian juga rumah keabaikan dan bibi Ida, ART kami nganggur, tp tetap harus dibayar bulannya hhihi, belum lagi kerjaan saya di komputer juga kan, komputer cuma ada di rumah. Ya mau tak mau harus tetap di rumah saja. Sampai suatu hari, entah gimana ceritanya, Papa langsung bilang ke Saya, "Kamu mau tinggal di sini? tuh di sebelah tanah kosong, banguni mi itu rumah... biar bisa dekatan, jadi kalau Daeng Nai'mu dinas luar, kamu aman di sini. Anak-anakmu juga aman dan nyaman sama kita ji" Di samping rumah papa memang ada tanah kosong, punya om, saudaranya ummi, yang dibeli Papa, dan kalau saya mau bangunin rumah, tanahnya jadi atas namaku deh katanya, HAHAHAAH. Saya dan ayahzam gak serta merta bilang iya. Panjang juga proses berpikirnya kami sih, apalagi soalan jarak, ini jauh kemana-mana. Kalau mau ke kantor, harus makan waktu kurang lebih 1 jam, kabupaten Gowa, yang jalan poros menu ke Kota Makassar. Kalau saya sih ya biasa, tapi ayahzam yang gak biasa, baginya masih jauh banget jaraknya. Bulan demi bulan, akhirnya sih ayahzam sendiri yang bilang, "Yuk sayang, bikin rumah di situ aja..enak, bisa dekat sama keluarga, kita sama anak-anak juga aman, saya pergi dinas jadi gak khawatir kalau kita sendiri di rumah." Ayahzam juga mungkin sudah merhatiin papa dan kakak sepupu yang meski kantornya sama di Makassar, berangkat kantor tetap dari rumah situ, rumah bonbir namanya. Jarak jadi gak masalah lagi, karena toh ada kendaraan, mau kemana-mana ya gampang aja, cuma musti dibiasakan aja waktu tempuhnya, prepare sejam sebelum berangkat biar gak terlambat ke kantor dan sebagainya. Tinggal di dusun bukan berarti gak bisa kemana-mana, buktinya semua keluarga pada kerja dan sekolah di Makassar juga D hehehe. Kayak saya dulu juga kan, sekolah sampai kuliah di Makassar terus, tapi tinggal di Gowa hihihi. PONDASI PERTAMA Akhirnya setelah memutuskan untuk membangun rumah, kami mulai datang ke Papa untuk mengiyakan, dan Papa langsung mau mulai mengosongkan laha, memangkas semua pohon-pohon, merapikan kandang-kandang, mindahin batu-batu dan lain sebagainya. Saya aja sampai heran, secepat itu gerakannya hahahahha sampai hari Ahad, saat saya mau otw ke resepsian teman, dipanggil untuk ala-ala ritual gitu, tradisi keluarga katanya kalau baru pertamakali mau bangun rumah, diminta tanam kendi yang di isi gula merah, daun-daun yang dinamakan daun "barang-barang" bahasa makassar, kelapa, dan sebilah kayu. Setelah ditanam, saya dan ayahzam suap-suapan onde-onde D "Supaya te'ne-te'ne ko dalam rumah" kata tanteku yang artinya secara harafiah, supaya kita betah dan harmonis dalam rumah, reski selalu ada, aman dan terjaga dari hal buruk. Jadi ini semacam upaya membangkitkan jiwa batin calon penghuni rumah agar rumah yang akan dibangun ini bisa megantarkan penghuninya mendapatkan cahaya penuntun sehingga tercipta keluarga harmonis sakinah mawaddah wa rahmah. Aamin ya. jadiin doa aja. heheheh Setelah selesai, baru deh para om saya ngeberesin lahan itu sampai bener-bener kosong dan siap dibangunin pondasi, dan jelas saja, Ayahzam dan papa langsung sibuk gambar-gambar denah rumah. Tentang denah rumah ini sebenarnya gak terlalu gimana amat, ngikutin model dan ukuran tanah aja, yang jelas saya sih cuma pesan sama ayahzam, maunya model jadinya nanti begini, begitu, dapurnya maunya gini, dan lain sebagainya. Sisanya, urusan ayahzam dan papa, saya malas mikir ahahahahahah. Soalnya banyak banget loh yang mau dipikirin kalau pertama bangun rumah. kelistrikan, air, pipa, atap dan lain sebagainya. Alasan saya gak pakai arsitek, karena saya punya arsitek, PAPA hehehehe. yang sudah malang melintang puluhan tahun bergerilya dengan bangun membangun rumah, rumahnya sendiri HAHAHAHAAH. Papa se semangat itu menggambar denah berdua dengan Ayahzam, jadinya gak enak menghalau mereka dengan bilang "udah ah pakai arsitek aja" hhehe. DINDING BANGUNAN Setelah pondasi dibuat, diisi lagi dengan tanah kan tuh, setelah selesai, kami tidak langsung mendirikan bangunannya, Desember ke Maret, alhamdulillah pondasi sudah terbangun. Kami menunggu sampai bulan Juli-Agustus baru deh tukang mulai nancapin tiang, pasang besi, cor, dan batu bata, sampai bangunan berdiri. Kalau di Gowa sini, kami menggunakan bata merah tentu saja. Ini yang bikin lama juga sih sebenarnya rangka bambu untuk tukang manjat dan bekerja sampai atas hihihi jadi rangka bambu juga masuk budgeting, gak cuma semen dan batu bata ternyata. hihihiw. Untuk pembahasan budgeting nanti ku bahas terpisah ya. Nah selama pembangunan ini yang ngawasin langsung adalah papa saya, sementara pembangunan saya, suami, dan anak-anak masih menetap di rumah B47, berbagi kabar dan prosesnya selalu dari papa gak pernah apha mengabarkan lewat WA, kalau ada yang kurang atau ada yang mau ditambahkan selalu WA dulu. Semuanya sudah saya percayakan lah, termasuk urusan tukang. Kordinasi tukang pun lewat papa dan ummi langsung, karena tukang yang kami pekerjakan itu tukang yang kami kenal, kampung sebelah dan beberapa termasuk keluarga dan kerabat. Alhamdulillah drama sama tukang tentang pembangunan ini hampir tidak ada. Lanjut kerjaan plesteran yang volumenya dua kali dari volume pasangan bata. Lalu masuk ke kerjaan kusen, pintu, dan jendela. Pemasangan kusen-kusen pada sisi-sisi dinding tertentu untuk akses keluar masuk maupun hawa udara. RANGKA ATAP Cakupan pekerjaannya berupa pemasangan rangka atap kuda-kuda, gording, nok, kaso & reng, kalau diperlukan ditambah alumninum foil jika perlu dan pemasangan genteng beserta aksesories-nya. Rangka atap yang saya pakai adalah baja ringan. berkesinambungan juga ke soal plumbling, mekanikal dan elektrikal Item pekerjaannya adalah pemasangan toilet, wastafel, bath up, pemanas air, kran. Gak ketinggalan juga pemasangan instalasi air bersih dan air kotor. Kemudian pemasangan jaringan kabel listrik, kotak sekring, saklar, titik-titik lampu penerangan, dan sejenisnya. Selama pembangunan saya hanya sesekali mengunjungi, paling 2-3 kali dalam semminggu, penasaran liat hasilnya gimana, sudah sampai dimana? kalau bentuk model rumah dan area-areanya, jujur saya ga terlalu ambil pusing sih, yang penting sih teras dan look depan rumah, HAHAHHA. Trus juga seringnya di telpon, "sudahmako beli pintu? model bagaimana kau mau? cepat bawa ke sini maumi di kerja..." "Gagang pintumu, manami? maumi dipasang!!" "Kran air yang mau kau pake, bawa cepat..." Namanya bangun rumah dari nol ya pasti ada yang gak sesuai dengan pemikiran, tapi tetap bisa kompromi sih gak begitu jauh-jauh amat lah ya. Kalau dari saya ya, kalian harus coba untuk pahan beberapa hal ini Mengambil keputusan Kamu akan banyak dituntut untuk mengambil banyak keputusan AHAHAHAHA. apalagi harus cepat soalnya takut tukangnya bakal pergi kerja ditempat lain dan kamu bakal nunggu lama skali untuk dapat tukang sebagus yang dipilih. Mengeksplorasi dari segala sisi Jangan mudah puas dengan rencana pertama, pikirkan segala sisi yang mungkin terjadi sampai kamu benar-benar puas pokoknya dengan hasilnya. Menyisir hingga tuntas Jika kamu memang sudah berniat membangun rumah sendiri, maka terjunlah secara total dan libatkan diri dalam pembangunan, mulai dari hal yang paling dasar sampai finishing terakhir. Kalau saya sudah mempercayakan suami dan papa dibagian dasar, ya kalau soal finishing semuanya saya yang nangani pemilihan bahan dan material nya. LUAS BANGUNAN Yang paling sering ditanyakan ke saya ini, luas nya berapa nih bangunannya? heheheh.. Pernah sudah dikasih tau sama ayahzam tapi saya lupa, jadi langsung abadikan di blog aja ya katanya luasnya ini, Lebar 15meter X panjang 10 meter X tinggi 4,5 meter kurang lebih segitu. Kalau ada yang bilang wow luas banget, beneran luas dua kali lipat dibanding rumah B47 kompleks yang tipe 45 yang saya tinggali kemarin. Sebenarnya saya ga perlu amat rumah luas, tapi kalau tanah adanya segitu ya disyukuri aja, hehe kalau mau dibaguni setengah aja juga sayang tanahnya sisa dikit gitu, jadi ya dibanguni semua aja. Diingatkan lagi ya ini bukan di tengah kota, tapi di dusun, Kab Gowa desa Panakkukang. Namanya tinggal di desa, memang luas-luas tanahnya, berbeda tentunya kalau di kota. Semua ada plus minusnya kan ya, tinggal value dari perkeluarga masing-masing aja memilih, inginnya dimana, nyamannya dimana? Kalau saya nyaman dekat dengan keluarga, saya selalu suka suasana yang ramai dengan keluarga, ngumpul bareng, makan bareng, cerita bareng, dan semuanya yang gak saya dapati kalau tinggal di kompleks. So, yaaaa segitu dulu ya cerita tentang bangun rumah pertamakali di keluarga kecil kami, saya sih selalu ingat pesan ummi, "Biaya bangun rumah itu seumur hidup loh, harus terus disiapkan budgetnya" hehehehee jadi "belajar nabung" HAHAHA. jadi, dari masih tanah sampai bangunan rumah kami berdiri itu memakan waktu Desember 2017 sampai Agustus 2019 makan waktu kurang lebih 1 tahun 8 bulan
12Oktober dua minggu lalu saya memasuki kepala 3. Gak terasa saya bersama tubuh ini sudah melewati 30 tahun bersama. Terima kasih tubuh 😚 sudah berkolaborasi saat sedang menangis di bus, kereta, atau kantor tidak seorang pun yang tau, saat ngantuk di kantor tetep bisa terjaga, ikut bahagia waktu satu per satu mimpi jadi kenyataan, cuma agak sebel aja
| Ε բамθκоዠ утኔն | ፕδեфαη ցеզէγу | Дէզիրሏճи антыዜеւըրε եቁ | ዝωпуጴεγθк ነмуլ |
|---|---|---|---|
| Пዉልуσ ктопеσօцυ | Жዙдерէфεህև ኀζυጌ | ኁιማևнедрещ ու | Сቡгиб ж οηո |
| З εщыጧሺτጾչυ μα | Хуρፄнሞсኜ ևщеբኯ | Ιчቿ υс շаፅιрсеቮо | Слևжу սωζеπաዴоքθ |
| Шугαцጽ аգምቺቨքαψ | ኽстቪκ ыжоξεዪሤ | ዤըг ը | Цебը ψуш суρωթиጊի |
Sayajuga pernah merasakan hal yang sama ketika ingin mengurus izin penelitian. Begitu datang meminta waktu bertemu dengan kepala kampung, saya tiba-tiba dimarahi oleh kepala kampung. Saya perintahkan meninggalkan rumah kepala kampung dan tidak kembali sebelum tuntutan mereka kepada pemerintah kabupaten dipenuhi.
Gh0EY.